MAKALAH
TRAWL
( PUKAT HARIMAU )
Disusun
oleh :
Liya
Tri Khikmawati
NIM.26010311130038
KEMENTRIAN
PENDIDIKAN NASIONAL
UNIVERSITAS
DIPONEGORO
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU
KELAUTAN
2012
TRAWL ( PUKAT HARIMAU )
A.
Pendahuluan
Di Indonesia, pada tahun tujuh puluhan alat ini telah
memberikan sumbangsih yang sangat besar dalam peningkatan produksi perikanan
laut khususnya udang. Namun, karena berbagai dampak negatif yang ditimbulkan
terutama terhadap kelestarian sumberdaya ikan dan pencaharian dengan nelayan
tradisional sehingga bedasarkan Kepres no. 39 tahun 1980 penangkapan ikan
dengan trawl di Indonesia dilarang. Sejak saat itu trawl hanya boleh
dioperasikan oleh kapal-kapal peneliti.
Keluar dari permasalahan dilarangnya penangkapan
menggunakan trawl, makalah ini tetap akan membahas mengenai alat tangkap trawl
( pukat harimau ). Hal ini dikarenakan trawl tetap dapat dioperasikan di perairan Kawasan Timur Indonesia (Laut
Banda, Laut Arafura, selatan Maluku, dan barat Irian Jaya). Untuk trawl khusus
yang telah dimodifikasi pada bagian kantong,telah dilengkapi alat pemisah penyu
(Turtle Excluder Device/TED). Selain itu trawl juga dapat digunakan untuk
mengetahui tingkat kemiskinan dan lemahnya kemampuan usaha nelayan kecil, trawl
dapat digunakan sebagai parameter sederhana, karena nelayan pengguna trawl
mayoritas adalah nelayan kecil yang tidak bermodal, tidak punya alternatif, dan
melakukan kegiatan usahanya semata-mata hanya untuk makan dan sekedar bertahan
hidup.
B.
Permasalahan
Permasalahan yang diambil dalam makalah ini adalah :
1. Apakah
yang dimaksud dengan alat tangkap trawl (pukat harimau)?
2.
Jenis
ikan apa saja yang tertangkap oleh trawl (pukat harimau)?
C.
Pembahasan
Berdasarkan permasalahan yang pennulis susun dalam
makalah ini, dapat dijelaskan mengenai beberapa hal, diantaranya :
1.
Pengertian
trawl ( pukat harimau )
Kata “ trawl “ berasaldari bahasa Perancis “ troler “ dan
kata “ trailing “ adalah dalam bahasa Inggris, mempunyai arti yang bersamaan,
dapat diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia dengan kata “ tarik “ atau “
mengelilingi seraya menarik “. Ada yang menerjemahkan “ trawl “ dengan “ jaring
tarik “, tetapi karena hampir semua jaring dalam operasinya mengalami perlakuan
tarik ataupun ditarik, maka agar tidak membingungkan dan selama belum ada
ketentuan resmi mengenai peristilahan dari yang berwenang, dalam pembahasan
selanjutnya kita gunakan kata “ trawl “ saja ( Ayodhyoa,1981 ).
Dari kata “ trawl “
lahir kata rawling yang berarti kerja melakukan operasi penangkapan ikan dengan
trawl“. Umumnya jaring terdiri dari kantong ( codend ) yang terbentuk empat
persegi ataupun kerucut, dua lembar sayap ( wing ), dihubungkan dengan tali
penarik ( warp ). Jaring ini ditarik horizontal di dalam air karena mendapat
atau merima tahanan dari air mulut jaring terbuka. Keadaan ini diusahakan agar
tetap terpelihara selama operasi dilakukan. Dalam mulut jaring yang dibatasi
oleh head rope dan ground rope ini diharapkan agar ikan-ikan dan makhluk lain
yangg menjadi tujuan penangkapan dapat masuk bersama air yang tersaring, dengan
perkataan lain ikan-ikan dapat tertangkap. Dengan demikian, jaring bergerak
aktif dan mengusahakan ( dengan ditarik ) agar ikan-ikan masuk kedalam
mulutnya.
Semakin banyak air
yang dapat tersaring, atau luas mulut jaring yang maksimum akan menjadikan
jumlah volume air yang tersaring selama waktu penarikan menjadi lebih besar
jumlahnya, sehingga jumlah tangkapan dapat sebanyak mungkin.
2.
Jenis-jenis
trawl
Berdasarkan letak
jaring dalam air selama dilakukan operasi penangkapan ikan, trawl dapat
dibedakan atas
Ø
Surface
trawl ( floating trawl )
Trawl yang dioperasikan di permukaan
air. Jaring ditarik dekat permukaan air, dan ditujukan pada ikan-ikan yang
hidup di permukaan air ( surface water ). Pada kenyataanya, operasi jenis-jenis
trawl ini banyak mengalami kesukaran, ikan-ikan yang hidup di permukaan air
termasuk ikan-ikan “good swimmer”. Dengan demikian, jaring harus ditarik dengan
cepat melebihi swimming speed yang dimiliki oleh ikan yang akan ditangkap.
Ø
Mid
water trawl
Trawl yang
dioperasikan antara permukaan dan dasar perairan. Jaring ditarik pada depth
tertentu secara horizontal, pada depth mana diduga merupakan swimming layer
dari ikan-ikan yang menjadi tujuan penangkapan. Untuk menjaga agar mulut jaring
tetap terbuka dan selalu berada dalam depth yang dimaksud, selama masa
penarikan yang dilakukan dengan kecepatan tertentu.
Ø
Bottom
trawl
Trawl yang
dioperasikan di dasar laut. Jaring ini ditarik pada dasar atau dekat dasar
laut, dengan demikian ikan yang menjadi tujuan penangkapan ialah ikan-ikan
dasar ( bottom fish ) maupun demersal fish, termasuk udang-udangan dan kerang.
Berdasarkan
segi operasinya dikenal ada tiga jenis trawl, yaitu :
Ø Side
trawl, yaitu trawl yang pada waktu operasinya ditarik pada sisi kapal.
Ø
Stern
trawl, yaitu trawl yang ditarik pada bagian belakang kapal.
Ø
Double
rig trawl, yaitu trawl yang ditarik melalui dua rigger yang dipasang ptada
kedua lambung kapal.
Berdasarkan jumlah kapal yang digunakan untuk menarik
trawl :
Ø One
boat trawl, yaitu trawl yang ditarik dengan sebuah kapal
Ø Two
boat trawl, yaitu trawl yang ditarik oleh dua buah kapal
Berdasarkan
penggunaan alat untuk membuka mulut jaring, dikenal :
Ø Bean
trawl, yaitu trawl yang menggunakan bean ( bentangan )
Ø Otter
trawl, yaitu trawl yang menggunakan otter board untuk membuka mulut jaring
Di
Indonesia dari jenis trawl tersebut diatas, hamper seluruhnya termauk bottom
trawl dengan tujuan penangkapan adalah udang.
3.
Trawl
dan Perlengkapannya
Kapal-kapal trawl
umumnya terbuat dari steel, dan “ main enggine “ digerakkan oleh diesel maupun
steam. Yang berukuran kecil, dibawah 1000 ton ada yang berbentuk side trawl,
tetapi jenis ukuran besar terbentuk stern trawl.
Kapal diperlengkapi
dengan trawl winch, sebagai tenaga penggerak, ada yang menggunakan steam engine
( 45-75 hP ) bagi steam trawl dan 60-90 hP bagi diesel trawl. Winch dihubungkan
dengan warp dan untuk mengontrol panjang warp dipasang brake.
Besar jaring yang
dipakai berbeda-beda dan untuk menyatakan besar jaring penunjuk“panjang dari
head rope“ yang biasanya dengan satuan feet atau meter, misalnya jaring 120
feet. Berarti panjang head rope adalah 120 feet.
4.
Teknik
operasi penangkapan
Seharusnya jaring
ditarik dengan kecepatan yang besar, tetapi hal itu sukar untuk dicapai karena
keadaan terbukanya mulut jaring, kekuatan kapal untuk menarik (HP), ketahanan
jaring terhadap tahanan air, beban yang semakin bertambah.
Pada umumnya jaring ditarik dengan kecepatan 3-4 knot.
Kecepatan ini pun berhubungan pula dengan swimming speed dari ikan, keadaan
dasar laut, arus, angin, gelombang, dan lain-lain.
Lama waktu
penarikan didasarkan pada pengalaman-pengalaman dan faktor yang perlu
dipikirkan ialah banyak sedikitnya ikan yang diduga akan tertangkap, pekerjaan
di dek, jam kerja crew, dan lain sebagainya.pada umumnya waktu penarikan
berkisar sekitar 3-4 jam dan kadang hanya memerlukan waktu 1-2 jam.
5.
Jenis-jenis
ikan yang tertangkap
Tujuan penangkapan
dari trawl ini adalah
Ø Ikan-ikan damersal, antara lain: ikan petek, ikan
kurisi, ikan layur, ikan bambangan, ikan beloso,ikan sebelah, ikan lidah, ikan
manyung, ikan gulamah,ikan pari, uding, kepitang, kerang,cumi-cumi,dll
Ø Pelagis kecil, antara lain : ikan kembung, ikan lemuru,
ikan laying,ikan tenggiri,ikan tongkol,dll
Ø Pelagis besar, antara lain : ika tuna, ikan cakalang,
ikan marlin, dan ikan layaran.
Ikan pelagis besar
tersebar didaerah perairan ZEE di Samudera Indonesia, Laut Bandu dan Samudera
Pasifik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar